Jumat, 08 Maret 2013

*Kalimat2 dahsyat

Ada banyak kalimat2 doa dahsyat yang diajarkan kepada kita. Saya pernah membahasnya satu, kalimat doa yang sering dibaca oleh anak2 SD ketika memulai pelajaran di sekolah (Rabbish rahli sadri wa yasirli amri, dstnya). Kalimat itu dahsyat sekali--meski banyak yang tidak menyadarinya, bagaimana tidak, kalimat itu dipakai Musa saat harus menghadapi Fir'aun. Serumit apapun masalah kita, bertengkar, terjerat hutang, menghadapi bahaya, rasa-rasanya tidak ada yang bisa menandingi masalah Musa saat itu, beliau harus menghadapi Raja berkuasa penuh yang mengaku Tuhan. Silahkan buka catatan page ini, saya posting berbulan2 lalu.

Karena kali ini saya ingin membahas kalimat doa yang juga dahsyat. Sebuah kalimat yang juga digunakan dalam peristiwa menakjubkan. 

Adalah Ibrahim As. menghadapi masalah serius, Raja Namrud menangkapnya, dan dia harus dihukum. Hukumannya tidak main-main, beliau akan dilemparkan ke dalam lautan api. Dibakar hidup-hidup. Saya kira, itu bukan api unggun biasa, Raja Namrud adalah raja besar dan berkuasa, dan jelas dia jengkel sampai ubun2 kepada Ibrahim As, seseorang yang bisa mengancam eksistensinya sebagai penguasa. Jadi itu pastilah lautan api, Raja Namrud mungkin menyuruh ratusan atau ribuan prauritnya membuat api menyala2 tinggi, begitu mengerikan. Di jaman kita sekarang, apa sih masalah yang kita hadapi? Rasa2nya nggak seujung kuku dibanding situasi pelik Ibrahim As yang akan dibakar hidup2. 

Ketika Nabi Ibrahim As. hendak dimasukkan ke dalam kobaran api, Jibril datang dengan seluruh kemegahannya--Jibril gitu loh. Dan Jibril berkata: "Apakah engkau butuh aku?". Jibril itu malaikat tiada tanding, itu sungguh bantuan yang hebat. Tapi tidak ada yang lebih hebat selain jawaban Ibrahim As, "Kalau kepadamu tidak. Tapi kalau kepada Allah, iya." Bukan main, sungguh keimanan tiada tara yang membuat seseorang bisa berkata begitu. Nah, saat Ibrahim dicampakkan ke dalam kobaran api, kalimat berikut inilah yang dibacanya: "Hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'mal natsir". Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.

Maka, my dear anggota page, tidakkah kita berlinang air mata mendengar kisah ini. Cukup, cukup Allah yang menjadi penolong kita, dan sungguh Allah-lah sebaik-baik pelindung. Jika kita terdesak, jika kita tersudut oleh kejamnya dunia, oleh zalimnya orang lain, jika kita tidak lagi sanggup menatap hidup ini, begitu banyak beban di pundak, begitu banyak masalah, maka segeralah bersimpuh, bilang kalimat itu.

Ya Allah, duhai yang maha menggenggam seluruh kehidupan, jangankan isak tangis seorang manusia, bahkan kelepak seekor nyamuk di hutan paling dalam, paling gelap, Allah tahu. Bagaimana mungkin Allah tidak mendengar kita. Allah tidak akan pernah mengabaikan mahkluknya yang berseru lirih memanggil pertolongan. Tidak akan. 

Jadi jangan bersedih lagi. Jangan berputus asa lagi. Tidak pantas seseorang yang punya Tuhan berputus asa. 

--Tere Liye, seluruh kisah tersebut ada dalam kitab suci, dan hadist sahih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar