Jumat, 08 Maret 2013


<3 BismillaahirRahmaanirRahiim <3

Mereka tidak butuh sedekah dari anda, tapi mereka hanya butuh dagangan mereka dibeli. Sobat, jika anda bertemu pedagang asongan seperti ini bantulah mereka dengan membeli dagangan mereka meskipun kita tidak terlalu membutuhkan. Yakinlah, mereka berusaha untuk tidak menjadi peminta dan pengemis tapi mereka berusaha untuk keluarga mereka.

Berikan uang anda untuk mereka juga .

Ketika anda duduk di bus, mungkin anda lebih iba kepada pengemis yang meminta2, daripada seorang yang membagikan kacang2an dari tempat2 duduk bus untuk dimintai pembelian seharga Rp.1000,00. Padahal harusnya kita lebih menghargai orang2 yang berikhtiar dalam mencari rizki yang halal daripada orang2 yang gemar meminta2..

Cobalah untuk membelinya, walaupun anda tidak terlalu suka, tp niatkanlah sedekah sekaligus menyenangkan penjual tsb atas usaha yang dia lakukan,,

Sebarkan dengan Like dan Share jika anda peduli.

#Sumber: Berita Mengenai Islam














♥ BismillaahirRahmaanirRahiim ♥

Mereka tidak butuh sedekah dari anda, tapi mereka hanya butuh dagangan mereka dibeli. Sobat, jika anda bertemu pedagang asongan seperti ini bantulah mereka dengan membeli dagangan mereka meskipun kita tidak terlalu membutuhkan. Yakinlah, mereka berusaha untuk tidak menjadi peminta dan pengemis tapi mereka berusaha untuk keluarga mereka.

Berikan uang anda untuk mereka juga .

Ketika anda duduk di bus, mungkin anda lebih iba kepada pengemis yang meminta2, daripada seorang yang membagikan kacang2an dari tempat2 duduk bus untuk dimintai pembelian seharga Rp.1000,00. Padahal harusnya kita lebih menghargai orang2 yang berikhtiar dalam mencari rizki yang halal daripada orang2 yang gemar meminta2..

Cobalah untuk membelinya, walaupun anda tidak terlalu suka, tp niatkanlah sedekah sekaligus menyenangkan penjual tsb atas usaha yang dia lakukan,,

Sebarkan dengan Like dan Share jika anda peduli.

#Sumber: Berita Mengenai Islam
" Falsafah Bermaaf-maafan " 

1. Orang yang berjiwa besar ialah orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain walaupun betapa sakit hati ketika kesalahan itu dilakukan ke atas dirinya kerana menyedari bahawa kemaafan meraih kasih sayang Allah swt. Memaafkan orang bukan hanya di Hari Raya sahaja. Selepas raya bermusuh semula. Bukan itu caranya bermaaf-maafan.

2. Bukannya mudah memaafkan kesalahan orang lain tetapi kita gunakan perkataan belajar memaafkan orang lain bagi memberi ruang yang lebih luas dalam hidup kita untuk memperbaiki diri. Perhatikan hubungan kekeluargaan yang hambar kesan dari pasangan suami isteri, adik beradik, jiran tetangga dan sanak saudara yang tidak mempraktikkan belajar memaafkan orang lain.

“Iaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya samada di waktu senang atau susah dan orang-orang yang menahan kemarahan serta memaafkan kesalahan orang lain” (Ali Imran : 134)

*Mutiara Hikmah, FB
*Kalimat2 dahsyat

Ada banyak kalimat2 doa dahsyat yang diajarkan kepada kita. Saya pernah membahasnya satu, kalimat doa yang sering dibaca oleh anak2 SD ketika memulai pelajaran di sekolah (Rabbish rahli sadri wa yasirli amri, dstnya). Kalimat itu dahsyat sekali--meski banyak yang tidak menyadarinya, bagaimana tidak, kalimat itu dipakai Musa saat harus menghadapi Fir'aun. Serumit apapun masalah kita, bertengkar, terjerat hutang, menghadapi bahaya, rasa-rasanya tidak ada yang bisa menandingi masalah Musa saat itu, beliau harus menghadapi Raja berkuasa penuh yang mengaku Tuhan. Silahkan buka catatan page ini, saya posting berbulan2 lalu.

Karena kali ini saya ingin membahas kalimat doa yang juga dahsyat. Sebuah kalimat yang juga digunakan dalam peristiwa menakjubkan. 

Adalah Ibrahim As. menghadapi masalah serius, Raja Namrud menangkapnya, dan dia harus dihukum. Hukumannya tidak main-main, beliau akan dilemparkan ke dalam lautan api. Dibakar hidup-hidup. Saya kira, itu bukan api unggun biasa, Raja Namrud adalah raja besar dan berkuasa, dan jelas dia jengkel sampai ubun2 kepada Ibrahim As, seseorang yang bisa mengancam eksistensinya sebagai penguasa. Jadi itu pastilah lautan api, Raja Namrud mungkin menyuruh ratusan atau ribuan prauritnya membuat api menyala2 tinggi, begitu mengerikan. Di jaman kita sekarang, apa sih masalah yang kita hadapi? Rasa2nya nggak seujung kuku dibanding situasi pelik Ibrahim As yang akan dibakar hidup2. 

Ketika Nabi Ibrahim As. hendak dimasukkan ke dalam kobaran api, Jibril datang dengan seluruh kemegahannya--Jibril gitu loh. Dan Jibril berkata: "Apakah engkau butuh aku?". Jibril itu malaikat tiada tanding, itu sungguh bantuan yang hebat. Tapi tidak ada yang lebih hebat selain jawaban Ibrahim As, "Kalau kepadamu tidak. Tapi kalau kepada Allah, iya." Bukan main, sungguh keimanan tiada tara yang membuat seseorang bisa berkata begitu. Nah, saat Ibrahim dicampakkan ke dalam kobaran api, kalimat berikut inilah yang dibacanya: "Hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'mal natsir". Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.

Maka, my dear anggota page, tidakkah kita berlinang air mata mendengar kisah ini. Cukup, cukup Allah yang menjadi penolong kita, dan sungguh Allah-lah sebaik-baik pelindung. Jika kita terdesak, jika kita tersudut oleh kejamnya dunia, oleh zalimnya orang lain, jika kita tidak lagi sanggup menatap hidup ini, begitu banyak beban di pundak, begitu banyak masalah, maka segeralah bersimpuh, bilang kalimat itu.

Ya Allah, duhai yang maha menggenggam seluruh kehidupan, jangankan isak tangis seorang manusia, bahkan kelepak seekor nyamuk di hutan paling dalam, paling gelap, Allah tahu. Bagaimana mungkin Allah tidak mendengar kita. Allah tidak akan pernah mengabaikan mahkluknya yang berseru lirih memanggil pertolongan. Tidak akan. 

Jadi jangan bersedih lagi. Jangan berputus asa lagi. Tidak pantas seseorang yang punya Tuhan berputus asa. 

--Tere Liye, seluruh kisah tersebut ada dalam kitab suci, dan hadist sahih
Bolehkah menyatakan kerinduan? Perasaan kepada seseorang?

Tentu saja boleh. Tapi jika kita belum siap untuk mengikatkan diri dalam hubungan yang serius, ikatan yang bahkan oleh negara pun diakui dan dilindungi, maka sampaikanlah perasaan itu pada angin saat menerpa wajah, pada tetes air hujan saat menatap keluar jendela, pada butir nasi saat menatap piring, pada cicak di langit-langit kamar saat sendirian dan tak tahan lagi hingga boleh jadi menangis.

Dan jangan lupa, sampaikanlah perasaan itu pada yang maha menyayangi. Semoga semua kehormatan perasaan kita dibalas dengan sesuatu yang lebih baik.

--Tere Liye
**Masalah kita lebih kecil dibanding menghadapi Fir’aun

Untuk yang boleh jadi putus asa dengan skripsi, tesis, paper, praktikum, lab, dan setumpuk tugas kuliah lainnya. Mengeluh hingga kapan semua selesai, dan kita bisa bernafas lega.

Untuk yg boleh jadi suntuk, bosan, atau bahkan hampir menyerah dengan rutinitas

pekerjaan, menghadapi tingkah atasan, teman kerja, dan sebagainya. Mengeluh, mungkin lebih baik pindah, menemukan pekerjaan yg lebih menyenangkan hati.

Untuk yg merasa ada saja masalah di keluarga, entah itu hutang2, cicilan2, anak2, sakit, badan selalu lemas, semua beban seperti berserak di rumah. Mengeluh, kapan keran rezeki akan mengucur lebih deras, anak2 tumbuh menjadi saleh, dan kita bisa sejenak tersenyum.

Untuk siapa saja yg merasa begitu banyak urusan yg harus diselesaikan, berliku jalan yg harus dilalui, entah apalagi hambatan, cobaan yg harus dilampaui.

Untuk kita semua!

Maka, jangan berpenat hati, jangan putus pengharapan, ayo, dalam situasi apapun, di manapun, sesusah apapun, jangan lupa, kita selalu bisa menekan tombol sakti itu. Tombol sakti? Iya, benar sekali.

Apa tombol sakti itu? Aduh, bagaimana mungkin kita lupa? Bukankan itu diajarkan guru2 kita saat masih kecil. Beramai2 kita baca saat memulai pelajaran. Maka, ayo mari diam sejenak, menghela nafas, angkat tangan ke atas, berdoa-lah: Robbi Shrohli Sodri Wa Yassirli Amri Wahlul U’datan Milithani Yafqohu Qauli. Wahai Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan lancarkanlah lidahku.

Do’a ini dibaca Nabi Musa saat menghadapi Firaun, ditulis dalam surah Thaha 25-28. Nah, rasa2nya, tidak ada masalah yg lebih serius dibanding menghadapi raja Fir’aun yg kejam, bukan? Atasan nyebelin, dosen killer, debt collector, itu sih kecil dibanding urusan Fira’un. Jadi, doa inilah tombol sakti pertolongan kita jika merasa beban urusan tak ada habis2nya. Dan kabar baiknya, berbeda dgn cerita lucu-lucan lampu ajaib yg hanya bisa ngasih tiga permintaan, atau main game, cuma boleh tiga kali ngulang lantas game-over, atau minta tolong sama orang lain yg terbatas satu dua kali, maka tombol sakti ini bisa digunakan berkali2, berkali2. Semakin sering, semakin oke. Tidak ada habis2nya.

Selamat menggunakannya.


*Darwis Tere Liye